semoga kita mampu lahirkan ribuan akhwat sepertinya sebagai penerus perjuangan dakwah...
Assalamualaikum….
Hurmm…mari menyapu habuk yg dah banyak di blog saya…sekian lama ditinggalkan…Baik…apa saya nak tulis kali ini…banyak benda nk tulis sebenarnya…
Suatu kisah seorang ukhti yg…Subhanallah…hebat…yg tidak pernah surut semangat dan penghayatannya…ukhti ini telah kembali mengadap Kekasihnya..beliau dijemput Allah pulang dalam perjalanan hendak menghadiri konvokesyen anaknya…
Allahyarhamah Ibunda Yoyoh Yusrah…
Jauh…jauh sekali utk membandingkan diriku dan dirinya…membaca kisah beliau buat saya rasa kerdil sangat…saya terlalu kecil…ya Allah…
Saya masih baru dan baru beberapa tahun di medan dakwah dan belum berumah tangga…dibandingkan dengan ukhti ini..telah melahirkan 13 orang jundullah yg hebat…seorang ibu yg tidak pernah ada pembantu rumah, seorang isteri yg tabah dan optimis dgn kerja dakwah…bukan calang2…anggota dewan parlimen mewakili parti PKS…bagaimana sehebat itu?adakah keluhan selalu melata dibibirnya?mungkin tidak…malah ukhti ini merasakan dirinya terlalu kerdil dibandingkan dgn wanita-wanita Palestin, yg mampu melahirkan dan membesarkan lebih ramai anak2 pewaris perjuangan walaupun keadaan negara mereka yang sedang bergolak...ukhti ini hafal sehingga 20 juzuk Quran, tetapi merasa jauh terkebelakang daripada wanita2 Palesti yg rata2nya menghafal 30 juzuk Al Quran…
Pesanan ukhti kepada akhawat…
Kita sebenarnya sedang berhadapan dengan pewaris perjuangan, bersabarlah…bersabarlah…malah, tanggapan optimis ukhtie ini terhadap perkahwinan dalam dakwah membuatkan diri menepis tanggapan negatif yang menyalahkan perkahwinan pada awal usia...katanya,
“Bagaimana dengan menunda pernikahan?”
“Ternyata apabila menunda pernikahan, maka akan menunda kelahiran dan kebangkitan umat, menunda pernikahan akan menghambat pertumbuhan atau penambahan umat-umat yang berkualitas. Bukankah Rasul senang dengan umat yang banyak dan berkualitas. Dan bukankah kita rindu dengan lahirnya kembali kepemimpinan Islam dan Islam menjadi soko guru seluruh alam ?”
Ukhti ini juga sering mengingatkan para wanita supaya menjaga pemakanan kerana katanya,
"Rahim seorang wanita harus dipersiapkan untuk menghasilkan generasi yang terbaik. Jadi, makanlah hanya sesuatu yang halal dan toyib”
Siapa kata kelelahan menguruskan anak-anak kecil menghalang diri daripada bangun beribadah pada malam hari? Jika anak kecil sering menangis kerana takut ditinggalkan ibu yang bangun bertahajjud? Bagi yang belum mendirikan rumah tangga, kelelahan kerja dunia apa yg menghalang kita dr bangun beribadah pada mala hari???Apa kata ukhti ini?
“Insya Allah masih bisa ukhti…Yang namanya bayi, ya tugasnya memang nangis. Malah kita khawatir kalau dia tidak bisa menangis tapi anteng terus. Nah, anti bisa siapkan bayi dulu dengan memmbersihkan dari najis, terus dipasang pampers, lalu menyempatkan diri wudhu sebentar. Saatnya sholat, gelarlah kasur kecil di samping sajadah kita dan taruh bayi di situ. Kalau dia menangis, jangan panik dulu, tetap teruskan sholat. Tapi kalau terlihat tanda-tanda nangisnya tak mau berhenti, gendonglah dia sambil sholat. Insya Allah dalam dekapan si ibu, dia akan tenang kembali. Sekaligus ini memberikan tarbiyah ruhaniyah padanya, sejak kecil sudah merasakan dan menyaksikan ibunya selalu bangun untuk sholat lail di sepertiga malam”. Masya Allah! Luar biasa sekali.
Saya berazam mencontohinya ya Allah..bangun bertahajjud dan bertemuMu, Ya Allah…bersama-sama setiap anak-anakku (cita-cita suatu hari nanti)…kuatkan keazamanku, ya Allah…dan kurniakan aku dgn teman hidup yg terbaik buat diriku, yg dpt melayari bahtera dakwah bersamaku, dapat mengirup bauan taman syurgaMu dan dapat bersama-sama bertemuMu di akhirat kelak…dan kurniakan dirinya pahala jariah ini...kerana dia menjadi sumber inspirasiku...Ameen ya Rabb.
Beberapa hari sebelum dijemput pulang menghadap Ilahi, ukhti ini mengirimkan sms berikut terhadap temannya:
“Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat. Mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita, Khadijah Al-Qubra yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Hafshah yang dibela Allah saat akan dicerai karena shawwamah (rajin puasa) dan qawwahmahnya (rajin sholat malam)? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadits, sedang aku… ehm, 500 juga belum. Atau dengan Ummu Sulaim yang shabirah (penyabar). Atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad. Atau dengan siapa ya Allah? Tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka sehingga aku laik bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di Taman Firdaus-Mu”.
Sungguh dia sudah terasa ajalnya hampir tiba...
Mulianya dia ya Allah...ganjari dia dengan segala rahmat antara rahmat atas segala kebajikan yang pernah disumbangkannya...hari ini kita kehilangan seorang Ukhti bernama Yoyoh Yusrah...semoga pada masa akan datang, kita mampu lahirkan ribuan akhwat sepertinya sebagai penerus perjuangan dakwah...akan merindui setiap langkah perjalanannya...
Sumber:
-emel sahabat2
-dakwatuna.com
-http://sinarsinggahsana.blogspot.com/2011/05/jadikan-daku-seperti-dirinya-ya-allah.html
Assalamualaikum….
Hurmm…mari menyapu habuk yg dah banyak di blog saya…sekian lama ditinggalkan…Baik…apa saya nak tulis kali ini…banyak benda nk tulis sebenarnya…
Suatu kisah seorang ukhti yg…Subhanallah…hebat…yg tidak pernah surut semangat dan penghayatannya…ukhti ini telah kembali mengadap Kekasihnya..beliau dijemput Allah pulang dalam perjalanan hendak menghadiri konvokesyen anaknya…
Allahyarhamah Ibunda Yoyoh Yusrah…
Jauh…jauh sekali utk membandingkan diriku dan dirinya…membaca kisah beliau buat saya rasa kerdil sangat…saya terlalu kecil…ya Allah…
Saya masih baru dan baru beberapa tahun di medan dakwah dan belum berumah tangga…dibandingkan dengan ukhti ini..telah melahirkan 13 orang jundullah yg hebat…seorang ibu yg tidak pernah ada pembantu rumah, seorang isteri yg tabah dan optimis dgn kerja dakwah…bukan calang2…anggota dewan parlimen mewakili parti PKS…bagaimana sehebat itu?adakah keluhan selalu melata dibibirnya?mungkin tidak…malah ukhti ini merasakan dirinya terlalu kerdil dibandingkan dgn wanita-wanita Palestin, yg mampu melahirkan dan membesarkan lebih ramai anak2 pewaris perjuangan walaupun keadaan negara mereka yang sedang bergolak...ukhti ini hafal sehingga 20 juzuk Quran, tetapi merasa jauh terkebelakang daripada wanita2 Palesti yg rata2nya menghafal 30 juzuk Al Quran…
Pesanan ukhti kepada akhawat…
Kita sebenarnya sedang berhadapan dengan pewaris perjuangan, bersabarlah…bersabarlah…malah, tanggapan optimis ukhtie ini terhadap perkahwinan dalam dakwah membuatkan diri menepis tanggapan negatif yang menyalahkan perkahwinan pada awal usia...katanya,
"Berbicara mengenai visi pernikahan, visi pernikahan itu adalah visi da'wah. Sehingga apabila visi pernikahan telah menjadi visi da'wah, apapun masalah yang tengah dihadapi oleh keluarga kita, masalah itu tidaklah terlalu besar bila dibandingkan dengan masalah umat. Maka keluarga itu tidak akan memperumit masalah-masalah kecil.”
“Bagaimana dengan menunda pernikahan?”
“Ternyata apabila menunda pernikahan, maka akan menunda kelahiran dan kebangkitan umat, menunda pernikahan akan menghambat pertumbuhan atau penambahan umat-umat yang berkualitas. Bukankah Rasul senang dengan umat yang banyak dan berkualitas. Dan bukankah kita rindu dengan lahirnya kembali kepemimpinan Islam dan Islam menjadi soko guru seluruh alam ?”
Ukhti ini juga sering mengingatkan para wanita supaya menjaga pemakanan kerana katanya,
"Rahim seorang wanita harus dipersiapkan untuk menghasilkan generasi yang terbaik. Jadi, makanlah hanya sesuatu yang halal dan toyib”
Siapa kata kelelahan menguruskan anak-anak kecil menghalang diri daripada bangun beribadah pada malam hari? Jika anak kecil sering menangis kerana takut ditinggalkan ibu yang bangun bertahajjud? Bagi yang belum mendirikan rumah tangga, kelelahan kerja dunia apa yg menghalang kita dr bangun beribadah pada mala hari???Apa kata ukhti ini?
“Insya Allah masih bisa ukhti…Yang namanya bayi, ya tugasnya memang nangis. Malah kita khawatir kalau dia tidak bisa menangis tapi anteng terus. Nah, anti bisa siapkan bayi dulu dengan memmbersihkan dari najis, terus dipasang pampers, lalu menyempatkan diri wudhu sebentar. Saatnya sholat, gelarlah kasur kecil di samping sajadah kita dan taruh bayi di situ. Kalau dia menangis, jangan panik dulu, tetap teruskan sholat. Tapi kalau terlihat tanda-tanda nangisnya tak mau berhenti, gendonglah dia sambil sholat. Insya Allah dalam dekapan si ibu, dia akan tenang kembali. Sekaligus ini memberikan tarbiyah ruhaniyah padanya, sejak kecil sudah merasakan dan menyaksikan ibunya selalu bangun untuk sholat lail di sepertiga malam”. Masya Allah! Luar biasa sekali.
Saya berazam mencontohinya ya Allah..bangun bertahajjud dan bertemuMu, Ya Allah…bersama-sama setiap anak-anakku (cita-cita suatu hari nanti)…kuatkan keazamanku, ya Allah…dan kurniakan aku dgn teman hidup yg terbaik buat diriku, yg dpt melayari bahtera dakwah bersamaku, dapat mengirup bauan taman syurgaMu dan dapat bersama-sama bertemuMu di akhirat kelak…dan kurniakan dirinya pahala jariah ini...kerana dia menjadi sumber inspirasiku...Ameen ya Rabb.
Beberapa hari sebelum dijemput pulang menghadap Ilahi, ukhti ini mengirimkan sms berikut terhadap temannya:
“Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat. Mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita, Khadijah Al-Qubra yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Hafshah yang dibela Allah saat akan dicerai karena shawwamah (rajin puasa) dan qawwahmahnya (rajin sholat malam)? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadits, sedang aku… ehm, 500 juga belum. Atau dengan Ummu Sulaim yang shabirah (penyabar). Atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad. Atau dengan siapa ya Allah? Tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka sehingga aku laik bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di Taman Firdaus-Mu”.
Sungguh dia sudah terasa ajalnya hampir tiba...
Mulianya dia ya Allah...ganjari dia dengan segala rahmat antara rahmat atas segala kebajikan yang pernah disumbangkannya...hari ini kita kehilangan seorang Ukhti bernama Yoyoh Yusrah...semoga pada masa akan datang, kita mampu lahirkan ribuan akhwat sepertinya sebagai penerus perjuangan dakwah...akan merindui setiap langkah perjalanannya...
Al-Fatihah (Ibunda Yoyoh kembali ke Rahmatullah pada 21 Mei 2011 yang lalu kerana terlibat dalam satu kemalangan.
p/s: perjuangan yg sama mengenalkan kita...walaupun kita tidak pernah bersua, ya ukhti...
Sumber:
-emel sahabat2
-dakwatuna.com
-http://sinarsinggahsana.blogspot.com/2011/05/jadikan-daku-seperti-dirinya-ya-allah.html
No comments:
Post a Comment